Oleh Siti Fatimah (Gen Muda YMI)
Terkadang kita masih suka membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Entah itu hartanya, rumahnya, jabatannya, gajinya, gaya hidupnya, dan lain sebagainya. Tanpa sadar kita lupa, bahwa hakikatnya setiap jiwa punya takaran rezekinya masing-masing. Kita melihat orang lain bahagia, lalu kita bandingkan dengan kehidupan kita. Ahh... betapa kufurnya kita terhadap nikmat Allah yang begitu tak terhitung. Kita lupa, bahwa kebahagiaan hanya hadir saat kita mensyukuri karunia Allah, menikmati hidup, tanpa membanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain.
Ahmad Rifa'i Rif’an dalam bukunya "Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk" menyebutkan bahwa ada tiga hal yang boleh dibandingkan degan orang lain.
1. Tekunnya ibadah
2. Besarnya manfat
3. Dalamnya ilmu
Jika ada orang yang lebih tekun ibadahnya, lebih besar pengabdiannya pada Allah, lebih luas manfaatnya, lebih hebat kontribusinya kepada sesama, lebih dalam ilmunya, atau lebih semangat dalam menimba ilmunya, maka bersainglah dengan orang yang demikian. Bandingkan, apa yang telah kita lakukan dan apa yang orang tersebut lakukan.
Jangan kita bandingkan diri kita dengan orang yang lebih mewah rumahnya, lebih banyak hartanya, lebih gaul gaya hidupnya, lebih canggih gadgetnya atau seterusnya. Sebagai generasi muda penggerak peradaban, harusnya kita berfikir, hal seperti apa yang patut kita bandingkan. Karena iri terhadap kebaikan adalah sebuah keutamaan.
Dalam sebuah hadist, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang, yaitu seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang Al-Qur'an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan Al-Qur'an)nya dan berkata, “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman Al-Qur'an) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca Al-Qur'an) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar, lalu ada orang lain yang berkata, “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya.” (HR. Al-Bukhari).
Mari kita syukuri apa yang kita dapat, nikmati hidup kita. Semoga dengan cara ini Allah limpahkan kebahagiaan kepada kita. Wallahu’alam bishowab
0 Response to "Tiga Hal yang Boleh Dibandingkan"
Post a Comment