Terdepan Dalam Memberdayakan Anak Hingga Pelosok Desa

Tak Sadar Jadi Kodok Rebus

Oleh Emak LA

Penelitian membuktikan bahwa kodok adalah binatang yang bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan. Ketika kodok dimasukkan ke panci berisi air dingin, dia tenang. Begitu api di bawah panci dinyalakan pun dia tenang. Begitu suhu air makin meninggi pun dia tak bereaksi karena tubuhnya bisa beradaptasi dengan panas air di sekitarnya. Hingga ketika air mendidih pun, dia tenang bahkan damai karena sudah tak bernyawa. 

Begitulah analogi ummat islam yang tidak sadar bahwa dia sedang dikepung dengan berbagai jebakan musuh Islam yang dapat menjerusmuskan mereka ke jalan yang sesat. 

Kalau umat islam diperangi secara fisik, baru mereka bergerak dan turut serta untuk membela agamanya. Ini seperti kodok kalau tiba-tiba dimasukan ke panci berisi air panas, maka kodok akan melompat. Tapi kalau kodok dimasukan ke panci air dingin, lalu dipanaskan perlahan, maka kodokpun mati.

Jadi, kalau yang diserang adalah cara berpikir (pemikiran), umat islam diam-diam saja bahkan mungkin malah senang mengikuti jalan yang sesat tersebut. Tidak terasa, seperti kodok yang dipanaskan perlahan-lahan.

Menurut para pakar yang mengkaji tentang Ghazwul Fikri (perang pemikiran), ada beberapa cara atau taktik yang sering dilakukan untuk menghancurkan umat Islam, antara lain :

1. Tasykik, yaitu menimbulkan keragu-raguan dan pendangkalan dalam jiwa kaum muslimin terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran utama dalam metode ini adalah validitas sumber-sumber hukum islam, yaitu Al-quran dan Hadis. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh para orientalis untuk menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka menuduh bahwa isi Al-quran sudah tidak rasional agar kaum muslimin tidak lagi mengkajinya.                 

2. Tasywih, yaitu pengaburan. Adalah upaya untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan cara menggambarkan Islam secara buruk. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dan lain-lain. Tentunya julukan tersebut tidak hanya sebagai hinaan semata bagi kaum muslimin, melainkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum muslimin mulai tidak bangga terhadap agamanya sendiri.

3. Tadzwiib, yaitu pelarutan, pencampuradukan antara pemikiran dan budaya islam dengan pemikiran dan budaya jahiliyah. Tujuanya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran dan budaya Islam dengan pemikiran dan budaya kufur, sehingga orang islam tidak tahu lagi mana pemikiran dan budaya Islam dan mana yang bukan.

4. Taghrib, atau pembaratan (westernisasi), yaitu mendorong kaum muslimin untuk menyenangi dan menerima pemikiran, kebudayaan dan gaya hidup orang-orang barat. Taghrib berusaha keras untuk mengeringkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum muslimin dan mengisinya dengan nilai-nilai barat yang menyimpang. Anak-anak muda disuguhkan terus menerus budaya-budaya jahiliyah sehingga mereka lama-lama akan senang dan akhirnya "tergila-gila."

Yuk, segera sadar, sebelum semuanya terlambat. Segera ubah kondisi kita. Jangan merasa aman di tengah kondisi umat yang memprihatinkan. Dimulai dengan kesadaran bahwa kita harus berislam dengan benar. #YukNgaji

Penulis adalah Pengurus YMI Pusat

Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim di Pelosok Desa
Ayo Jadi Orang Tua Asuh
CP. 0812.881.50.526 (WA)

0 Response to "Tak Sadar Jadi Kodok Rebus"

Post a Comment