Siapa yang tidak kenal dengan Muhammad bin Idris atau Imam Syafi'i, Ulama hebat yang di usia 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an dan di usianya yang baru 15 tahun sudah menjadi seorang Mufti, seorang Imam Madzhab yang mayoritas gagasannya dianut di Indonesia.
Tetapi dibalik kehebatan Imam Syafi'i, tersembunyi sosok kuat yang jauh lebih hebat. Dia-lah Fatimah binti Ubaidillah, Ibu dari Imam Syafi'i.
Di balik orang hebat pasti ada perempuan hebat di sampingnya. Kita boleh pakai istilah tersebut untuk menyebut Ibu Imam Syafi'i sebagai orang yang sangat hebat luar biasa.
Fatimah adalah sosok ibu yang cerdas, kuat, dan mandiri. Bagaimana tidak ia telah membesarkan anak yatim. Sebagaimana diketahui, sejak usia 2 tahun ia membesarkan Imam Syafi'i seorang diri. Idris bin Abbas, Ayah dari Imam Syafi'i meninggal dunia di Gaza, Palestina.
Ibunda Fatimah adalah Madrasah pertama bagi Imam Syafi'i. Fatimah dikenal cerdas. Ia adalah sosok yang tegar dan tidak pernah mengeluh. Ketika suaminya wafat, tak sedikit pun harta yang diwarisi.
Dalam kondisi serba kekurangan, ia berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anak semata wayangnya itu. Keinginannya satu, kelak buah hatinya tersebut menjadi figur hebat dan bermanfaat bagi semua.
Ini yang di lakukan Ibunda Fatimah agar anaknya menjadi orang hebat.
Ini yang di lakukan Ibunda Fatimah agar anaknya menjadi orang hebat.
Pertama, Menjaga diri dari makanan yang syubhat dan haram.
Suatu hari Ibunda Fatimah meninggalkan Imam Syafi'i yang masih kecil sendirian di rumah karena harus ke pasar. Ketika itu tetangganya melihat Imam Syafi'i menangis, karena iba maka tetangganya menyusui Imam Syafi'i.
Setelah pulang, Ibunda Fatimah mengetahui tentang hal tersebut ia mengangkat perut Imam Syafi'i dan di guncang-guncang supaya isi yang ada di perut Imam Syafi'i keluar. Hal itu dilakukan karena ia demikian takut kalau yang masuk ke perut anaknya itu ada yang tidak halal melalui susuan tetangganya.
Begitulah, Ibunda Imam Syafi’i menjaga anaknya dari hal-hal tidak halal yang masuk ke perutnya karena ini akan berpengaruh pada karakter anaknya.
Kedua, memberikan fasilitas belajar dan guru terbaik.
Pada saat usia Imam Syafi'i 10 tahun ibunya mengantarkannya ke Mekkah untuk belajar langsung kepada ulama-ulama yang ada di sana.
Mekkah merupakan tempat berkumpul para ulama terbaik, sehingga ibunya rela mengantarkan anaknya yang masih kecil untuk belajar di sana.
Demikian kisah ibu yang luar biasa. Dari kisah di atas patutlah kita ambil pelajaran bagaimana pentingnya peranan seorang ibu, benarlah apa yang di katakan oleh Ulama Hasan Al-Banna "Wanita adalah tiang negara, jika baik wanita dalam suatu negara, maka baik pulalah negara tersebut, namun jika buruk wanitanya maka buruk jugalah negaranya." #
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim di Pelosok Desa
Ayo Jadi Orang Tua Asuh
CP. 0822.1109.2410 (WA)
0 Response to "Fatimah binti Ubaidillah, Wanita Mulia dibalik Kehebatan Imam Syafi'i"
Post a Comment