Kematian. Bila tiba saatnya, tak ada satupun yang dapat
menghadangnya. Tak bisa ditunda dan tak bisa dipercepat meski hanya sesaat.
Kematian adalah keniscayaan. Setiap yang bernyawa pasti akan menemuinya.
Sebuah peristiwa kematian tentu sarat akan hikmah dan makna.
Peristiwa kematian akan meninggalkan duka. Seseorang yang mati akan
meninggalkan harta benda, meninggalkan anak dan keluarga.
Itulah mengapa setiap kita harus belajar dari peristiwa kematian.
Apalagi yang terjadi ditengah-tengah kita. Tak terkecuali para pengurus YMI
Lampung Selatan (Lamsel), yang baru saja mendapat kesempatan belajar dari
peristiwa kematian. “Beberapa hari lalu, seorang warga di desa binaan YMI, desa
Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dipanggil Allah SWT,” ujar
pengurus YMI Lamsel Zaenal Abidin.
Ustadz Zaenal (demikian beliau disapa) yang ikut mengantarkan
jenazah Almarhum Minur bin Abu Bakar hingga ke liang lahat, memberikan
tadzkirohnya kepada kita semua, “Bayangkan seandainya jenazah itu jenazah kita,
ambulance itu adalah kendaraan yang mengangkut jenazah kita, anak dan keluarga
yang menangis itu adalah anak-anak kita,” ungkap Zaenal.
Cukuplah kematian itu sebagai pengingat bahwa ada suatu waktu nanti
kita akan berhenti, meninggalkan semua yang kita cintai di dunia ini.
Kematian seorang ayah berarti memberikan tanggungjawab besar kepada
masyarakat sekitar terhadap kehidupan keluarga dan anak-anak yang ditinggalkannya.
Almarhum meninggalkan dua anak yang masih berusia sekolah. Anak perempuannya
duduk di bangku SMP dan anak laki-lakinya masih SD (nama dan alamatnya ada di
dokumen YMI).
“Insya Allah kami pengurus YMI Lampung Selatan bersama masyarakat
siap menanggung dan mengasuh anak-anak tersebut, melalui program orang tua
asuh, mudah-mudahan Allah SWT memberikan rezeki yang luas kepada YMI untuk
terus berkhidmat memberi manfaat khususnya kepada anak-anak yatim dhuafa di
pelosok desa-desa yang terpencil,” pungkas Zaenal.
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim di Pelosok Desa
Ayo Jadi Orang Tua Asuh
CP : 0822.1109.2410 (WA/SMS/Telp)
0 Response to "Belajar dari Peristiwa Kematian"
Post a Comment