Alhamdulillah
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) YMI 2017 sudah berakhir. Diikuti oleh seluruh
cabang YMI di Sumatera dan Jawa, berkumpul di Bekasi pada 25-26 Februari 2017
lalu. Salah satu agenda utama Rakernas adalah arah kebijakan program YMI untuk
tahun 2017 agar YMI terus eksis ditengah masyarakat di seluruh pelosok desa
binaan.
Berikut rangkuman
arahan Ketua Umum YMI yang disampaikan dalam pembukaan Rakernas YMI 2017 di
Bekasi, kepada seluruh pengurus dan mitra YMI di Indonesia.
Assalamu’alaikum
wr.wb
Para Sahabat dan
Pengurus YMI di seluruh cabang, hari ini kita kembali berkumpul dalam agenda
tahunan YMI untuk mengevaluasi kegiatan, merencanakan program dan memperbaharui
semangat kita dalam menghadapi tantangan di tahun 2017. Berbagai kegiatan untuk
anak-anak asuh telah kita implementasikan, berbagai permasalahan telah kita
cari solusinya, kekurangan dana, keterbatasan SDM, ketiadaan infrastruktur dan
kesulitan-kesulitan lain telah kita coba atasi, dan Alhamdulillah kita berhasil
melewatinya.
Saat ini jumlah
anak-anak asuh yang kita kelola mencapai 608 anak yatim dan dhuafa yang
tersebar dipelosok desa di Sumatera dan Jawa. Ini bukan jumlah yang sedikit,
perlu pengorbanan dan kerja yang lebih keras untuk memberdayakan mereka. Ingat,
prinsip kita adalah memberdayakan, bukan hanya menyantuni anak-anak yatim.
Kalau menyantuni saja, sudah banyak yang melakukannya. Tapi dalam hal
memberdayakan, kita ingin anak-anak yatim dan dhuafa tersebut di masa depannya
menjadi seseorang yang akan meneruskan cita-cita perjuangan dakwah, menjadi
orang yang cerdas dan bermanfaat, membawa bangsa ini menuju kemakmuran dan
kesejahteraan.
Program
pemberdayaan ini, kita yakini akan memutus rantai kemiskinan, dimana orang tua
di pelosok desa yang miskin tak lagi melahirkan anak-anak yang miskin, karena
anak-anak itu mengikuti program-program pemberdayaan kita, program YMI.
Ada 3 hal yang
perlu kita miliki di tahun 2017 ini, agar YMI diseluruh cabang tetap eksis
menghadapi tantangan zaman yang berubah-ubah.
Pertama, Istiqomah Fil Amal (Amal yang konsisten). Orang-orang yang istiqomah mendapat apresiasi
yang tinggi dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Seringkali kita mendengar para khotib
Jumat mengapresiasi orang-orang yang istiqomah, dalam mukadimah Khutbah kalimat
shalawat sebagai ungkapan kagum kepada Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabatnya,
dirangkai untuk mereka yang istiqomah dijalan dakwah. Karena itulah prinsip
yang dibangun YMI adalah Istiqomah (konsisten) meski sedikit (Prinsip YMI yang
ke-2).
Disini kita
menyadari keterbatasan kita, mungkin saja kita tak mampu memberi banyak ke
anak-anak yatim dan fakir miskin binaan YMI. Tetapi meski sedikit dan kecil
dari sisi jumlah rupiah yang kita berikan, yang penting konsisten. Dengan
konsisten itu, kita bisa masuk untuk membina mereka, menumbuhkan motivasi
mereka, menyemangati mereka untuk sekolah, belajar dan bekerja.
Sesuatu yang
sedikit dan kecil ini tidak bisa kita remehkan. Betapa banyak perkara-perkara
kecil justru menjadi penentu keberhasilan. Dalam suatu peperangan, tatkala
pasukan kaum muslimin belum juga berhasil memenangkan peperangan, diantara
mereka saling bertanya-tanya, “Apa kira-kira yang belum kita lakukan sehingga
Allah SWT menahan kemenangan kita?” Lalu ada seorang sahabat yang berujar “Mungkin
kita belum bersiwak (sikat gigi dengan menggunakan kayu siwak).” Siwak ini
adalah sunnah yang tidak ditinggalkan Rasulullah SAW. Lalu seluruh pasukan kaum
muslimin pun diperintahkan untuk bersiwak. Tatkala pasukan musuh melihat kaum
muslimin bersiwak, lalu mereka saling ketakutan dan berbicara diantara mereka, “Lihatlah,
itu pasukan muslimin sedang menajamkan giginya untuk memangsa kita.” Pasukan
musuh pun lari tunggang langgang mundur dari arena pertempuran.
Seorang marbot masjid
di zaman Rasulullah SAW suatu ketika meninggal dunia. Namun Rasulullah SAW baru
mengetahuinya beberapa hari setelah marbot tersebut wafat. Lalu Rasulullah SAW
bertanya kepada para sahabat, “Mengapa aku tidak diberitahu tentang kematian
marbot tersebut?” Para sahabat menjawab, “Dia hanya seorang marbot ya
Rasulullah SAW.” Seketika Rasulullah SAW pun menjawab, “Ketahuilah para
sahabatku, dia (marbot) itu adalah ahli syurga.” Padahal, kita ketahui peran
marbot masjid hanyalah tukang bersih-bersih, menyapu lantai dan membukakan
pintu Masjid. Tapi tatkala amalan kecil itu disertai dengan ikhlas dan
konsisten, maka syurga jaminannya.
Hal-hal yang
kecil dan sedikit dapat menjadi penentu akibat efek akumulasi. Kita melakukan
perkara kecil, tapi terus-menerus, tentu imbasnya akan dirasakan pada waktunya
kelak. Kesehatan kita hari ini, adalah efek akumulasi dari apa yang kita makan
di waktu-waktu sebelumnya, meskipun sedikit-sedikit. Orang yang hatinya
tertutup oleh dosa, boleh jadi karena dosa-dosa kecil yang tertumpuk
terus-menerus hingga menutupi rongga-rongga hatinya.
Efek akumulasi ini
yang kita harapkan membawa kemajuan bagi YMI, tatkala perkara-perkara kecil dan
sedikit yang kita kerjakan, namun terus-menerus dan konsisten, maka keberkahan
dan kemuliaan akan menaungi kehidupan kita. YMI pun memulai dari yang kecil,
hanya sedikit binaan, hanya 1-2 pendukung, hanya 1-2 rupiah yang didapatkan,
namun keistiqomahan selama belasan tahun telah menjadikan YMI seperti yang
sekarang kita rasakan. Kata pepatah Arab “Al-Ghanamu Bil Ghurumi” (Hasil itu
sesuai jerih payah).
Kedua, Quwwatul
Azam (Azam yang kuat). Faktor keberhasilan seringkali terletak pada seberapa
kuat azamnya (tekadnya). Ad-Dakwah tunshor bil Azaim Wala Birrokhois. Dakwah
itu menang karena azam (yang kuat) bukan karena rukshoh dan minta
keringanan-keringanan. Ini sekaligus jadi evaluasi buat kita, apakah selama ini
kita sering minta keringanan untuk tidak hadir rapat koordinasi, sering ijin
tidak bisa mengurus proposal, minta dimaklumi agar tidak mengajar anak-anak
dulu hari ini. Semakin banyak minta keringanan (rukshoh) maka semakin banyak
gangguan terhadap azam yang kita bangun.
Orang yang azamnya kuat tidak akan bekerja dengan menggunakan ilmu paku. Paku itu harus didorong dulu dengan palu, baru bisa bekerja. Orang yang azamnya kuat tidak akan menunggu diperintahkan, tidak akan menunggu diperingatkan karena hampir melalaikan kewajibannya. Dia akan terus bekerja menggunakan ilmu angin, yaitu terus bergerak mengisi ruang-ruang kosong dan menggerakan apa saja yang dilaluinya. Atau menggunakan ilmu air yang akan terus mengalir dan memberi manfaat bagi yang dilewatinya. Tatkala air mengalir, dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik yang menerangi daerah-daerah sekitarnya. Bila tidak termanfaatkan sebagai tenaga listrik, air yang mengalir akan bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, sehingga tumbuh tanaman padi, tebu, sayuran, dan pohon-pohon yang buahnya dapat dinikmati.
Ketiga, Mari
kita selalu Taqarrub Ilallah (Mendekat terus kepada Allah SWT), bahwasanya keberhasilan
yang kita peroleh saat ini adalah berkat rahmat Allah SWT. Kita merencanakan
dan mengatur program-program kita, Allah SWT pun merencanakannya, namun
sebaik-baik rencana adalah rencana Allah SWT. Wamakaru Makarallah Wallahu
Khairul Makirin.
Orang yang dekat
kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan berikan kepadanya petunjuk untuk membuka
pintu hati manusia. Kita di masing-masing desa binaan kan perlu mengajak
manusia untuk bersedekah lewat YMI kan… Maka kita harus mengetuk pintu hatinya.
Namun yang menguasai hati manusia adalah Allah SWT. Dalam doa kita “Allahumma
Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qulubana Ala Thoatika.” Ini menunjukan Allah SWT
yang menguasai hati manusia, membolak-balikannya dan memberinya petunjuk. Bila
kita dekat kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberi petunjuk kepada manusia
melalui lisan kita, aktifitas kita dan kehadiran kita ditengah masyarakat, sehingga
masyarakat merasa yakin tatkala dana sumbangannya dikelola oleh kita. Mereka
memberi kepercayaan untuk YMI.
Saat mengikuti
shalat Qiyamullail berjamaah di sebuah Masjid, sering kita mendengar jamaah
yang menangis tatkala mendengar ayat-ayat Al-Qur’an. Sangat dimungkinkan Imam
yang memimpin shalat adalah manusia yang sangat dekat kepada Allah SWT,
sehingga bukan hanya karena bacaan Imam yang menggetarkan hati jamaah shalat,
namun Allah SWT lah yang menggerakkan hatinya.
Karena itu,
mendekatlah kepada Allah SWT, bermohonlah kepada Allah SWT, agar orang-orang
disekitar kita, disekitar Rumah Qur’an YMI, disekitar kantor YMI, digerakkan
hatinya untuk bersedia bersama-sama berjuang, mengasuh anak-anak yatim dhuafa,
memutus rantai kemiskinan dipelosok desa, dan mengangkat harkat dan marwah Umat
Islam di tanah air. Insya Allah kita bisa.
Selamat
Melaksanakan RAKERNAS, semoga ini jadi amal sholeh kita untuk meraih ridho
Allah SWT.
Wassalamu’alaikum
wr.wb.
Adhi Azfar, ST,
ME
Ketua Umum YMI
Bersama YMI
Ayo Jadi Orang
Tua Asuh
CP :
0822.1109.2410 (WA/SMS/Telp)
0 Response to "Arahan Ketua Umum YMI dalam Pembukaan RAKERNAS YMI 2017"
Post a comment