Teh Mumun (salah seorang pengurus YMI Pandeglang) tiba-tiba
didatangi oleh seorang ibu paruh baya dengan anak laki-laki berusia 12 tahun. Ibu ini bercerita bahwa anaknya
terus merengek dan menangis karena ingin melanjutkan sekolah ke SMP namun sang
ibu tak punya uang untuk membiayainya. Ia mendengar ada MTs di desanya
(Pandeglang) yang menerima anak-anak kurang mampu.
Setelah mendengar keluh kesah sang ibu, Teh Mumun menerima anak tersebut dengan senang hati. "Insya
Allah Bu, kami menerima Arif (bukan nama
sebenarnya) menjadi siswa di MTs Munashoroh ini," ujar Teh Mumun.
"Semua gratis Bu, termasuk baju seragam batik dan olah raga," tambahnya.
“Tapi punten (maaf), sekolahnya kurang bagus. Tidak seperti sekolah-sekolah lainnya. Fasilitas sekolah juga sangat terbatas,” tandas Mumun. Sang Ibu tak mempermasalahkan kondisi sekolah dan fasilitas yang serba minim itu. “Alhamdulillah Neng, terima kasih banyak kami sudah dibantu. Masalah kondisi sekolah gak apa-apa, yang penting anak ibu senang bisa melanjutkan sekolah,” kata si Ibu.
"Semua gratis Bu, termasuk baju seragam batik dan olah raga," tambahnya.
“Tapi punten (maaf), sekolahnya kurang bagus. Tidak seperti sekolah-sekolah lainnya. Fasilitas sekolah juga sangat terbatas,” tandas Mumun. Sang Ibu tak mempermasalahkan kondisi sekolah dan fasilitas yang serba minim itu. “Alhamdulillah Neng, terima kasih banyak kami sudah dibantu. Masalah kondisi sekolah gak apa-apa, yang penting anak ibu senang bisa melanjutkan sekolah,” kata si Ibu.
Berawal dari program Orang Tua Asuh Yatim Desa, saat ini
(atas izin Allah) Yayasan Munashoroh Indonesia (YMI) telah membina 606
anak yatim dhuafa di pelosok desa di Sumatera dan Jawa.
Mereka diberikan bekal pendidikan agama (baca, tulis dan menghafal Al-Quran)
serta mendapatkan pelatihan skill (keterampilan) dan wajib untuk sekolah formal.

Di samping mendapatkan mata pelajaran umum (sesuai kurikulum
pemerintah), para siswa di MTs Munashoroh juga akan diarahkan untuk membiasakan
shalat wajib dan sunnah setiap harinya. Mereka juga mendapat pelajaran mengaji
dan menghafal Al-Quran. Apa yang diharapkan dari proses pengajaran ini adalah,
siswa tidak hanya cerdas tetapi juga bertakwa dan berakhlak baik. Tidak hanya
itu, mereka pun dibekali dengan kompetensi lain, yaitu pendidikan
wirausaha dan ketermpilan hidup (life skill). Untuk tahap pertama MTs Munashoroh gratis ini dibangun di Desa Kadupandak, Pandeglang.
Di awal tahun ajaran baru ini MTs Munashoroh dipercaya
mendidik 25 siswa yang semua gratis SPP bulanan, biaya pendaftaran, dan
mendapatkan baju seragam batik dan olah raga. Karena belum mempunyai gedung
sendiri, MTs Munashoroh menumpang pada salah satu Madrasah Diniyah milik salah
seorang tokoh masyarakat di Pandeglang. Oleh karenanya, kami sangat membutuhkan uluran tangan dari
teman-teman agar MTs Munashoroh bisa memiliki tempat yang layak dan nyaman untuk
aktivitas belajar-mengajar.
Jika teman-teman berminat berkontribusi dalam pembangunan maupun membantu biaya operasinal
MTs Munashoroh, dapat menghubungi contact person yang tertera di bawah ini :
Phone : 0838.0453.7995 (SMS/WA), email : munashoroh@gmail.com, Facebook : Munashoroh
Indonesia. Atau bisa mendonasikan langsung melalui no.rekening : Bank Mandiri
no.103.00.04968810 atas nama Munashoroh Indonesia.
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim di Pelosok Desa
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim di Pelosok Desa
0 Response to "Dengan Segala Keterbatasan, Mereka Tetap Semangat Belajar di MTs Munashoroh "
Post a Comment