Di dalam mendidik anak ditemukan
bermacam-macam perilaku orang tua. Secara teoritis perilaku tersebut dapat di
kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu perilaku yang otoriter, demokratis, dan pola asuh permisif.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai
dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat. Sering kali memaksa
anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak
atas nama diri sendiri dibatasi.
Perilaku orang tua yang
otoriter antara lain sebagai berikut :
1. Anak harus mematuhi
peraturan orang tua dan tidak boleh membantah.
2. Orang tua cenderung mencari
kesalahan-kesalahan pada pihak anak dan kemudian menghukumnya.
3. Kalau terdapat perbedaan
orang tua dengan anak, maka anak dianggap sebagai seorang yang suka melawan dan
membangkang.
4. Lebih cenderung memberikan
perintah dan larangan terhadap anak.
5. Lebih cenderung memaksakan
disiplin.
6. Orang tua lebih cenderung
menentukan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana.
Dampaknya dalam pembentukan watak anak antara lain sebagai berikut:
1. Anak memperlihatkan perasaan
penuh dengan ketakutan, merasa tertekan, kurang berpendirian, dan mudah
dipengaruhi, sering berbohong khususnya pada orang tuanya sendiri.
2. Anak terlalu tunduk kepada penguasa,
patuh yang tidak pada tempatnya, dan tidak berani mengeluarkan pendapat.
3. Anak kurang berterus terang,
disampig sangat tergantung pada orang lain.
4. Tidak percaya pada diri
sendiri. Karena anak telah terbiasa bertindak harus mendapat persetujuan orang
tuanya.
5. Anak bersifat pesimis,
cemas, dan putus asa.
6. Anak tidak mempunyai pendirian
yang tetap karena mudah terpengaruh oleh orang lain.
Semakin otoriter pendidikan
anak, semakin mendendam anak itu dan semakin besar kemungkinan anak akan senang
melawan dan tidak patuh secara sengaja. Dalam pola asuh otoriter, anak diatur
segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun
sudah menginjak usia dewasa. Pola asuh ini diterapkan oleh orang tua terhadap anak dalam hal pilihan nilai hidup
atau hal-hal yang bersifat prinsip.
Menurut Abdul Aziz al-Qussy
merupakan kewajiban orang tua untuk menolong anak dalam memenuhi kebutuhan
hidup mereka, akan tetapi tidak berlebih-lebihan dalam menolong sehingga anak
tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri nanti. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi yang adil. Dan jangan sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk tidak
berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah,sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Ma'idah (5): 8)
Uraian diatas menunjukkan bahwa
orang tua berhak melakukan tarhib (intimidasi) secara
seimbang, sehingga tingkah laku anak muncul dari kesadaran (motvasi intrinsik),
bukan karena tekanan dari luar (motivasi ekstrinsik).
Bersama YMI
Ayo Jadi Orang Tua Asuh
CP : 0822.1109.2410
0 Response to "Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Anak"
Post a Comment