Di
kota, dengan mudah kita menemukan kegiatan perayaan terhadap kelahiran anak,
atau yang biasa disebut aqiqah. Yaitu memotong kambing sebagai wujud syukur
atas lahirnya anak dengan selamat. Untuk anak laki-laki dipotong 2 ekor kambing,
perempuan 1 ekor kambing.
Sedangkan
di desa, kita sering mendengar anak-anak yang kekurangan gizi dan nutrisi.
Jarang terlihat kegiatan yang mengajak anak-anak desa meski sekedar untuk makan
bersama. Persaudaraan di desa memang lebih kuat, namun pasokan yang lebih
sedikit membuat disparitas kota dan desa semakin lebar.

Diatas kaidah itu, Yayasan Munashoroh Indonesia (YMI) menggulirkan program aqiqah di pelosok desa. Sejak tahun 2012, program ini terus diminati warga kota khususnya di DKI Jakarta, yang ingin berbagi dengan anak-anak di pelosok desa yang tentunya lebih jarang menikmati daging dibanding anak-anak di kota.
Pada
pekan ini, YMI cabang Pandeglang menyelenggarakan aqiqah di desa binaan YMI di kampong
Cibagolo, desa Cililitan, kecamatan Picung, Pandeglang. Sebanyak 86 anak asuh
yang dibina sejak 2010 menikmati daging aqiqah yang langsung dimasak dengan
gulai semur dan sop. Porsi daging yang cukup banyak juga dapat dinikmati
anak-anak dengan membawa nasi box pulang ke rumah.
Tak
lupa anak-anak yatim binaan YMI mendoakan keluarga yang aqiqah khususnya anak
yang di aqiqahi. Terima kasih Mas Dendi Febrino dan Mbak Dwike Yuliani Putri
yang telah memberikan kepercayaan untuk YMI dalam aqiqah di pelosok desa binaan
YMI. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memuliakan keluarga Mas Dendi
dan Mbak Dwike. Amin Ya Allah.
Bersama
YMI
Menyekolahkan
Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
0 Response to "Aqiqah Di Pelosok Desa"
Post a Comment