Dalam Rapat Kerja
Nasional Yayasan Munashoroh Indonesia (YMI) yang berlangsung di Lampung
beberapa hari lalu, pengurus YMI telah merumuskan 5 (lima) Prinsip YMI yang
akan dipegang dalam melaksanakan program dan aktifitas YMI di seluruh
pelosok desa binaan di Indonesia.
1. Memberdayakan Bukan
Hanya Menyantuni
Bahwa seluruh program
dan aktifitas YMI tidak semata-mata hanya santunan uang saja lalu selesai, atau
memberi uang lalu pergi. Menyantuni anak yatim dan dhuafa memang salah satu aktifitas
yang dilakukan YMI, namun tidak sebatas itu. Anak-anak yatim dan dhuafa juga
diberdayakan dengan program yang tepat untuk mengangkat kehidupan mereka.
Anak-anak asuh harus sekolah, belajar mengaji, menghafal Qur’an, dan punya
motivasi untuk sukses. Karena itu, setiap program yang digulirkan YMI bersifat
memberdayakan, agar rantai kemiskinan yang turun temurun bisa diputus, orang
tua yang miskin tak lagi melahirkan anak yang miskin.
2. Kontinyu Meski Sedikit
Bahwa setiap program
YMI bersifat kontinyu, yaitu terus menerus dan berkesinambungan. Ini diukur dari
frekuensi programnya yang tidak boleh terputus, atau terlalu lama jaraknya dari
program sebelumnya. Meskipun yang diberikan ke anak asuh dan dhuafa hanya
sedikit, ini bukan jadi soal. Berapapun yang kita dapatkan harus dibagikan,
sedikit ataupun banyak. Lebih baik memberi sedikit tapi kontinyu daripada
memberi banyak tapi langsung hilang tak berbekas.
3. Independen Namun Tetap
Bermitra
Bahwa YMI telah
menyatakan deklarasi sebagai Yayasan yang independen, yaitu bukan organisasi
bentukan pemerintah, tidak dibawah struktur organisasi manapun baik partai
politik maupun ormas, bukan juga organisasi sayap dari kelompok tertentu. Karena
YMI adalah organisasi yang lahir dari hati nurani masing-masing pengurus dan
donatur yang memiliki kepedulian, lalu bersatu tanpa paksaan untuk membentuk
YMI. Menegaskan diri sebagai organisasi independen, bukan berarti YMI tidak
membuka kerjasama dengan berbagai pihak, justru YMI tetap bermitra dengan
siapapun dan organisasi manapun, termasuk partai politik dan ormas, dengan
kerjasama kemitraan yang sejajar.
4. Terbuka Dalam Batasan
Terukur
Bahwa YMI terbuka bagi siapapun
yang ingin bergabung dalam keanggotaan YMI, baik sebagai pengurus, donatur dan
orang tua asuh. Tidak ada syarat usia dan pendidikan untuk menjadi pengurus
YMI. Juga tak ada keharusan berpengalaman mengorganisasi, atau kemampuan hafalan
Al-Qur’an, justru dua hal ini akan didapatkan setelah bergabung dengan YMI.
Ukuran dan batasannya adalah jujur, punya integritas dan konsisten. Tiga hal
ini yang menjadi pintu perbatasan masuk keluarnya pengurus YMI di berbagai desa
binaan.
5. Substanstif Tanpa
Melupakan Publikasi
Bahwa setiap program dan
aktifitas YMI harus menyasar strategi yang ditelah ditetapkan, yaitu langsung
pada substansinya. Aktifitas YMI tidak boleh terjebak pada seremoni yang
terlalu berlebihan dan berbiaya tinggi. Di sisi lain, setiap program dan
aktifitas YMI tidak boleh melupakan publikasi, baik melalui media mainstream
(Televisi, Radio, Koran dan lainnya) maupun media sosial (Facebook, Twitter,
Web dan lainnya). Diliput ataupun tidak diliputnya kegiatan YMI bukan soal
utama, yang menjadi prioritas adalah substansi tercapainya visi dan misi YMI
sebagai bagian dari amal sholeh menuju ridho dan syurga Allah SWT.
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak
Yatim Hingga Pelosok Desa
Ingin Menjadi Orang Tua Asuh : Hub. 083804537995 / 08561389341
0 Response to "Penjabaran Lima Prinsip YMI"
Post a Comment