Bila istrimu menangis di hadapanmu,
tak peduli apapun sebabnya, peluklah dia, meskipun dia menolakmu, tetap
peluklah ia dengan erat. Menangis di atas meja selamanya tidak akan pernah terasa
lebih nyaman dan damai dibanding menangis dalam pelukanmu.
Bila istri mengatakan tentang
kesalahanmu, jangan katakan ia cerewet, itu semua karena ia peduli padamu.
Bila istri sedang kesal dan
mengabaikanmu, jangan ikut-ikutan tidak peduli, ini adalah tantangan bagimu,
saatnya turunkan ego dan membuang gengsi.
Bila istri tidak mau mendengarkan
dan berbalik badan lalu berjalan meninggalkanmu, kejarlah ia. Bila kau sungguh
mencintainya, pastinya kau takkan tega meninggalkannya sendirian.
Bila istri berkata, “Kamu pergi
saja, aku tidak mau memperdulikanmu.” Jangan percaya begitu saja, mungkin itu
hanya di bibir saja, sedang hatinya tidaklah demikian. Sebenarnya itu adalah
saat di mana dia paling membutuhkanmu.
Bila istri marah, suasana hatinya
sedang tidak enak dan tidak mau makan, jangan bertanya mau makan apa, dia pasti
berkata tidak mau semua. Belilah makanan kesukaannya, tunggu suasana hatinya
membaik dan berikan padanya. Jangan menggunakan ancaman bahwa kamu juga tidak
mau makan.
Hargai istrimu, tidak perlu berpikir
terlalu rumit, apa yang wanita mau selalu sederhana selamanya. Yakinlah akan
hal ini.
Keluarga Sakinah bukanlah keluarga
yang tanpa masalah, tapi keluarga sakinah adalah keluarha yang dapat mengelola
dan mengatasi masalah-masalahnya.
Terkadang, berkompromi bukanlah
berarti mengaku kalah, itu adalah suatu sikap memahami. Ingat istilah mengalah
untuk menang. Memaafkan bukan berarti lemah, melainkan sebuah kepedulian dan
menghargai.
Semoga Allah SWT karuniai kita
Keluarga Sakinah, Mawaddah Warahmah.
0 Response to "Tips Membangun Keluarga Samara"
Post a Comment