Lesbi, Gay, Biseks dan Transgender
atau disingkat LGBT akhir-akhir ini menjadi tema yang banyak di perbincangan.
Ini karena LGBT sudah masuk ke Indonesia dan berkembang cukup massif. Di
kampus-kampus, mal dan apartemen hingga ke sekolah ditemukan perilaku LGBT, bahka anak-anak
usia SD juga ada yang melakukan tindakan serupa. LGBT masuk ke tanah air dengan
mendompleng isu-isu HAM (Hak Asasi Manusia) dan Liberalisme.
Ajaran tentang hak untuk mendapat
pendidikan yang sama, pelayanan kesehatan yang sama, hak untuk hidup layak,
disusupi dengan hak kesetaraan gender dengan menyamakan peran laki dan
perempuan hingga akhirnya diakuinya hak untuk menikah dengan sesama jenis. Di
titik inilah pertentangan itu terjadi, ketidaksesuaian antara narasi hak asasi
manusia yang dibawa budaya barat dengan fitrah manusia yang diajarkan agama.
Kisah kaum Nabi Luth a.s yang diutus
Allah SWT untuk rakyat Sadom yang rendah moralnya, harusnya dapat kita jadikan
pelajaran berharga. Masyarakat Sadom tidak punya pegangan agama atau nilai kemanusiaan
yang beradab. Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka.
Selain pencurian dan perampasan harta serta penindasan, maksiat yang paling
menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseksual
di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Saking merajalelanya,
perilaku ini menjadi budaya yang rutin dilakukan kaum Sadom.
Seorang
pendatang yang masuk ke Sadom tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia
membawa barang-barang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia
melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan
tetapi jika pendatang itu seorang laki-laki yang bermuka tampan dan berparas
elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban
perbuatan keji para lelaki. Sebaliknya, jika si pendatang itu seorang perempuan
muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Lalu
Allah SWT mengutus Nabi Luth a.s untuk
membenahi itu semua. Nabi Luth mengajak mereka beriman kepada Allah dan
meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat yang
mereka jalani saat ini, homoseksual dan lesbian. Hujjah yang menjadi argumentasi
utama Nabi Luth a.s adalah perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati
nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung dalam penciptaan manusia
menjadi dua jenis yaitu laki-laki dan wanita.
Seruan Nabi Luth a.s tidak
dihiraukan mereka. Hasrat dan birahi homoseksual mereka pun semakin
menjadi-jadi, hingga akhirnya dalam suatu peristiswa Malaikat membutakan mata
mereka, ketika hendak melakukan perbuatan keji itu. Diantara mereka
bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta. Lalu Malaikat pun
berseru kepada Nabi Luth a.s agar membawa keluarganya untuk meninggalkan
perkampungan tersebut. Malaikat berpesan agar dalam perjalanan ke luar kota
jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya
selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua
puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan, kiri dan
belakang sesuai dengan petunjuk Malaikat. Akan tetapi isteri Nabi Luth a.s yang
menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth ingin mengetahui apa gerangan yang
terjadi. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak
secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin
mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran
ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi
Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadom, sewaktu fajar
menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadom, tidak
terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu. Getaran itu mendahului
suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu
sijjil yang menghancurkan kota Sadom beserta semua penghuninya. Bertebaran
mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah SWT di kota Sadom, dan hancurlah kota
tersebut bersama seluruh penduduknya.
Pelajaran berharga dari kaum Nabi
Luth a.s tentu wajib kita maknai sebagai bagian dari perjuangan kita untuk
menghadang berkembangnya LGBT khususnya di tanah air, agar kita terhindar dari
azab Allah SWT. Kalau dilihat secara hukum, yaitu hukum yang berlaku di
Indonesia, pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bisa kita
jadikan patokan, bahwa LGBT itu berbahaya dan menjijikan, bertentangan dengan
nilai ketuhanan, moralitas dan budaya Indonesia, serta pasal 28 J UUD Republik
Indonesia. HAM tak selalu mutlak dan universal, karena itu LGBT ini sama dengan
problem sosial lainnya harus ditertibkan oleh Negara sesuai dengan hukum dan
konstitusi.
Mencuatnya kaum LGBT, lalu ditambah
lagi dengan fenomena kelompok Gafatar yang akhir-akhir ini juga ramai
dibicarakan, menunjukan bermacam-ragamnya karakter manusia di zaman sekarang
ini. Hal ini telah diprediksi oleh Sayyidina Ali Bin Abi Thalib bahwa akan
dating suatu masa, dan aku khawatir akan masa itu, yaitu manusia berada pada
golongan-golongan yang menyesatkan.
1. Di mana keyakinan hanya tinggal
di dalam pemikiran.
2. Di mana keimanan tak berbekas
dalam perbuatan.
3. Banyak orang baik tapi tak
berakal.
4. Ada pula yang berakal tapi tak
beriman.
5. Ada yang lidahnya fasih tapi
hatinya lalai.
6. Ada pula yang khusyu' tapi sibuk
menyendiri.
7. Ada ahli ibadah tapi mewarisi
kesombongan iblis.
8. Ada pula ahli maksiat tapi rendah
hati.
9. Ada yang bahagia tertawa tapi
hatinya berkarat.
10. Ada pula yang sedih menangis
tapi kufur nikmat.
11. Ada yang murah senyum tapi
hatinya mengumpat.
12. Ada pula yang berhati tulus tapi
wajahnya cemberut.
13. Ada yang berlisan bijak tapi
tidak memberi teladan.
14. Ada pula pelacur tapi menjadi
figur.
15. Ada yang memiliki ilmu tapi
tidak paham.
16. Ada pula yang paham tapi tidak
menjalankan.
17. Ada yang pintar tapi membodohi.
18. Ada pula yang bodoh tapi tidak
tahu diri.
19. Ada yang beragama tapi tidak
berakhlak.
20. Ada pula yang berakhlak tapi
tidak ber-TUHAN.
Semoga kita tidak termasuk ke dalam
golongan-golongan manusia tersebut. Amin Ya Allah.
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
CP : 0838.0453.7995
Rekening Bank Mandiri no.103.00.04968810 atas nama Munashoroh Indonesia
0 Response to "LGBT, Kaum Nabi Luth dan Prediksi Sayyidina Ali Bin Abi Thalib"
Post a Comment