Dalam Al Hikam, dikisahkan oleh Ibnu Athaillah
As-Sakadari tentang seseorang yang doanya diijabah (dikabulkan) Allah, tetapi
sang pendoa atau sang abid ini justru tak siap menerimanya. Apa doa yang
dipanjatkan sang abid? Mari kita simak kisah ini.
Doa yang dipanjatkan sang abid (ahli ibadah)
sesungguhnya tidaklah muluk. Tentunya Allah SWT mudah mengabulkannya. Sang abid
berdoa kepada Allah SWT agar ia dikaruniai dua potong roti setiap hari tanpa harus
bekerja, sehingga dengannya dia dapat dengan tekun beribadah kepada Allah.
Cukup hingga disitu saja. Tidak banyak kan? Apa yang ada dalam doa sang abid juga tidaklah mewah, yaitu hanya dua potong roti. Dalam benak sang abid, jika ia tak bekerja mengejar dunia, maka ibadahnya akan lebih terjaga.
Cukup hingga disitu saja. Tidak banyak kan? Apa yang ada dalam doa sang abid juga tidaklah mewah, yaitu hanya dua potong roti. Dalam benak sang abid, jika ia tak bekerja mengejar dunia, maka ibadahnya akan lebih terjaga.
Lalu Allah SWT pun mengabulkan doanya. Namun cara
Allah SWT mengabulkan doa tersebut dengan cara yang tak terduga oleh sang abid.
Tiba-tiba ia ditimpa fitnah yang sangat dahsyat sehingga membuatnya harus
dipenjara.
Allah SWT takdirkan bahwa di penjara dia diberi
makan dua potong roti. Satu untuk sarapan di pagi hari, dan satunya lagi untuk makan malam. Ia
dapatkan itu semua tanpa perlu membanting tulang bekerja. Dia pun punya waktu
luang dan lapang untuk beribadah.
Tetapi apa yang dirasakan sang abid? Meski doanya
sudah terkabul, tetapi ia justru sibuk meratapi nasibnya yang terasa nestapa.
Masuk penjara begitu menyakitkan dan penuh duka. Dia tak sadar bahwa masuk
penjara adalah bagian dari terkabulnya doa yang ia panjatkan selama ini.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah doa
sang abid ini? Pertama, tentu kita harus berhati-hati dalam berdoa dan meminta.
Redaksi dan bahasanya haruslah dipikirkan dengan tepat dan akurat. Tidak boleh
setengah-setengah. Sungguh boleh meminta apa pun, dalam bahasa apapun, dan memohon
serinci dan sedetail bagaimana pun. Tetapi doa yang baik tetap ada adabnya dan
tentunya harus mengikuti sunnahnya.
Diantara doa terbaik adalah apa yang telah Allah
ajarkan dalam firman-Nya atau apa yang Rasulullah SAW contohkan dan tersebut
dalam kisah tentang hamba-Nya yang shalih dalam Al-Qur’an. Maka berdoa dengan
apa yang telah beliau saw tuntunkan adalah lebih utama, mengungguli segala
bentuk doa apa pun selainnya, baik bahasanya maupun isi doanya.
Pelajaran selanjutnya, Allah lebih tahu dibanding
kita tentang apa yang terbaik bagi kita. Maka mintalah yang terbaik dari Allah.
Dan setiap pengabulan doa selalu diikuti konsekuensinya. Maka jika kita meminta
yang terbaik, kita berdoa juga agar Allah SWT bimbing kita agar mampu
menghadapinya. #
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
CP : 0838.0453.7995 (WA).
No.Rekening Bank Mandiri 103.00.04968810 atas nama Munashoroh Indonesia
0 Response to "Akibat Salah Berdoa, Lihat Apa Yang Terjadi Pada Dirinya (True Story)"
Post a Comment