Sahl bin Sa’ad r.a menceritakan
tentang sebuah hadits yang sarat akan kebaikan yang berlipat ganda. Sahl
berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku dan orang yang
menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.
Hadits ini menunjukan bahwa orang
yang menyantuni anak yatim, bukan hanya mendapatkan syurga, namun di syurga dia
akan berada bersama-sama dengan Rasulullah SAW. Imam Bukhari mencantumkan
hadits ini dalam Bab Keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.
Kaidah yang penting dari hadits ini
dapat kita lihat sebagai berikut.
- Mereka yang menyantuni anak yatim di dunia, maka akan menempati kedudukan yang tinggi di syurga yaitu dekat dengan kedudukan Rasulullah SAW.
- Arti “menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar.
- Yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa atau sebelum anak tersebut mampu hidup mandiri.
- Keutamaan dalam hadits ini belaku bagi orang yang menyantuni anak yatim dari harta orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang itu benar-benar yang mendapat kepercayaan untuk itu.
- Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang menyantuni anak yatim yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya.
Sejak tahun 2007, YMI telah
menggulirkan program anak asuh, yaitu 1 orang tua dikota menyekolahkan 1 anak
yatim di pelosok desa, dimana orang-orang yang memiliki kecukupan harta dapat
mengasuh, menyekolahkan dan menyantuni anak-anak yatim di pelosok desa, hingga
anak-anak tersebut mandiri. Dipilih anak-anak dipelosok desa karena sejauh ini
mereka yang hidup di pelosok seringkali kurang mendapatkan perhatian baik dari
sisi ekonomi, pendidikan dan agama. Diatas kaidah itu, maka ada beberapa hal
yang diperhatikan sehubungan dengan program anak asuh anak yatim tersebut, yang
seringkali dianggap sebagai “anak angkat” yaitu sebagai berikut.
- Tidak menisbatkan anak angkat/anak asuh kepada selain ayah kandungnya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu” (QS al-Ahzaab: 5).
- Anak angkat/anak asuh tidak berhak mendapatkan warisan dari orang tua yang mengasuhnya, berbeda dengan kebiasaan di zaman Jahiliyah yang menganggap anak angkat seperti anak kandung yang berhak mendapatkan warisan ketika orang tua angkatnya meninggal dunia.
- Anak angkat/anak asuh bukanlah mahram, sehingga wajib bagi orang tua yang mengasuhnya maupun anak-anak kandung mereka untuk memakai hijab yang menutupi aurat di depan anak tersebut, sebagaimana ketika mereka di depan orang lain yang bukan mahram, berbeda dengan kebiasaan di masa Jahiliyah.
Pahala Mengasuh Anak Yatim Piatu
Berbahagialah orang-orang yang di
rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah SAW memberikan jaminan. Pertama,
memiliki pahala yang setaraf dengan jihad. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam
hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi
dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga
bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan
jari tengah.” (HR. Ibnu Majah)
Kedua, mendapat perlindungan di hari
kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran,
di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim,
dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar
menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri
pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (HR. Thabrani)
Ketiga, masuk surga dengan mudah.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah
kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke
dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (HR.
Tirmidzi)
Semoga kita dapat terus istiqomah
menyantuni, menyekolahka dan mengasuh anak-anak yatim. Sukseskan dan lanjutkan
program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa. #
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
0 Response to "Asuh Anak Yatim, Raih Syurga Bersama Rasulullah SAW"
Post a Comment