Krisis
ekonomi dan moneter yang terjadi sejak
pertengahan tahun 1997, telah mengakibatkan negeri yang besar ini porak
poranda. Angka kemiskinan bertambah, pengangguran meningkat, rakyat yang
kelaparan semakin banyak.
Bersamaan
dengan itu dampak kehidupan dunia yang semakin global dan zaman yang semakin
modern telah memunculkan proses kompetisi yang semakin sengit. Yang tidak punya
keterampilan, harus bersiap-siap tergusur, cepat atau lambat. Yang tidak dapat
mengembangkan keahlian, akan semakin ketinggalan, tergilas oleh zaman, suka
ataupun tidak suka.
Mereka
yang sanggup bertahan adalah mereka yang memiliki kesiapan memadai, mengasah
segala daya, dan menyerap segala kebutuhan, baik informasi, dana, SDM dan lain
sebagainya.
Diatas
prinsip-prinsip itulah, Yayasan Munashoroh Indonesia (YMI) sebagai bagian dari
anak bangsa yang peduli terhadap nasib kaum dhuafa, telah berkomitmen dalam
penyelenggaraan program Menyekolahkan kembali anak-anak desa yang putus
sekolah, bantuan Sosial Kemasyarakatan berupa pemberian skill dan keahlian
untuk fakir miskin, pelayanan kesehatan di daerah minus, pembinaan aqidah untuk
anak yatim dhuafa, paket sembako murah, serta penerbitan buletin dakwah yang
menggugah masyarakat yang mampu untuk berbagi dengan yang lemah.
Cikal Bakal YMI
Secara Historis, cikal bakal YMI telah muncul
di tahun 1999, saat 7 remaja Masjid yang tergabung dalam Remaja Masjid
Nurramadhan di Pulo Asem, Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur
membentuk sebuah Unit Kerja dalam struktur kepengurusan yang diberi nama Unit
Pemberdayaan Kaum Fuqoro Wal Masakin atau disingkat PKFWM. Ke-7 remaja tersebut
adalah :
1. Adhi Azfar
2. Ferdi Rangkuti
3. Nurmalawati
4. Chaeraty
5. Dewi Rustiani
6. Ratna Yunita
7. Hamdi B. Suhud
Dalam kepengurusan PKFWM yang pertama,
dipilih seorang Ketua yaitu Adhi Azfar, Sekretaris Ferdi Rangkuti dan Bendahara
Nurmalawati. PKFWM berdiri sebagai respon atas adanya seorang muslim di
lingkungan sekitar Masjid yang murtad dari agama Islam. Melalui PKFWM, 7 remaja
Masjid ini mengumpulkan dana baik Zakat dan Infaq untuk menyelamatkan orang
yang murtad itu agar mau kembali kepada ajaran Islam.
Selama PKFWM berjalan, dana yang dikumpulkan semakin lama semakin besar, sehingga pada tahun 2003, PKFWM secara resmi mendaftarkan ke notaris sebagai lembaga baru yang diberi nama Yayasan Munashoroh Indonesia disingkat YMI. Munashoroh berarti pertolongan atau solidaritas, dengan fokus tetap mengelola fakir dan miskin sebagaimana visi dan misi PKFWM. Tujuh remaja Masjid tersebut tertera sebagai Pendiri Yayasan Munashoroh Indonesia dalam akte notaris Hasan Zaini Zaenal, SH no.2 tanggal 10 Juli 2003. Adhi Azfar dipilih menjadi Ketua Umum YMI pertama, dan tanggal 10 Juli 2003 ini dijadikan sebagai hari lahir Yayasan Munashoroh Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta.
Akselerasi YMI di Pelosok Nusantara
Perjalanan
YMI semakin diterima kalangan masyarakat secara luas, khususnya kaum fakir
miskin, sehingga pada tahun 2007 YMI membuka cabang pertama di Bekasi, lalu
berturu-turut tahun 2008 dibuka cabang Tangerang, dan tahun 2009 cabang
Pandeglang. Kini, hingga akhir tahun 2015 YMI memiliki sejumlah cabang di
berbagai pelosok desa di Indonesia, yaitu :
1.
Bekasi
2.
Tangerang
3.
Pandeglang
4.
Kuningan
5.
Cirebon
6.
Majalengka
7.
Indramayu
8.
Bogor
9.
Purwakarta
10.
Sukabumi
11.
Brebes
12.
Tegal
13.
Pemalang
14.
Lampung Selatan
15.
Lampung Timur
Dengan
program unggulan yaitu program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa, dimana 1 orang
tua di kota menyekolahkan 1 anak yatim di pelosok desa, YMI berharap orang tua
yang miskin tidak lagi melahirkan anak-anak yang miskin, sebagaimana kenyataan
yang terjadi sekarang ini. Anak-anak yang dilahirkan dari orang tua yang
miskin, diberikan pendidikan dan disekolahkan kembali oleh YMI, diberikan
nutrisi dan gizi yang sesuai, serta mendapatkan motivasi, keterampilan dan
keyakinan untuk mau bangkit dan keluar dari lembah kemiskinan. Amin Ya Allah.
Bersama YMI
Menyekolahkan Anak Yatim Hingga Pelosok Desa
0 Response to "Sejarah Berdiri YMI"
Post a Comment