Jika hari ini kita menyaksikan
penjara koruptor yang penuh sesak, baik yang dihuni oleh narapidana laki-laki maupuan
wanita, dengan berbagai cerita dan drama kebohongan yang ia buat, baik saat
mengelola anggaran Negara hingga dimeja persidangan. Tentulah pada saat yang
sama, saat ini kita juga sedang merindukan kisah kejujuran yang dapat menyirami
telaga bangsa ini yang tengah kering dari “orang jujur,” sebagaimana terpesonanya
kita bila mendengar kisah-kisah kejujuran seperti di masa sahabat Umar bin
Khattab r.a.
Di suatu malam yang gelap gulita.
Ketika manusia tengah tertidur dengan pulasnya, Khalifah Umar bin Khattab
melakukan patroli keliling. Saat berpatroli, ia berhenti pada suatu rumah yang
masih terang benderang (artinya pemiliknya itu masih terjaga).
Ternyata yang tinggal di rumah itu
adalah seorang wanita tua beserta anak perempuannya yang mencari nafkah dengan
berjualan susu. Mereka tengah menuang-nuangkan susu ke dalam suatu wadah.
Kemudian ibu itu berkata, “Anakku, kenapa tidak kau campur saja susu
ini dengan air tawar. Dengan demikian kita akan mendapat keuntungan yang lebih.
Para pembeli pasti tidak akan mengetahui perbedaan rasanya.”
Namun anak perempuannya itu menolak
dan berkata, “Tapi Ibu, walaupun tidak ada orang yang melihat atau mengetahui
perbuatan kita, lalu dimana Allah? Bukankah Allah pasti mengetahui dan melihat apa
yang kita lakukan.”
Demikianlah Umar yang mendengar
percakapan ibu dan anak tersebut sangat terkesan dengan jawaban si anak yang
takut kepada Allah. Hingga akhirnya, anak perempuan yang jujur itu dinikahkan
dengan salah satu anak sang Khalifah. Dari rahim anak perempuan jujur itu
lahirlah seorang Khalifah yang jujur pula, yang mensejahterakan rakyatnya
hingga tak ada lagi orang miskin di negeri yang ia pimpin. Dialah Umar bin
Abdul Aziz r.a.
0 Response to "Kejujuran hari ini adalah kebahagiaan hari esok"
Post a Comment