Jika
sebagian orang merayakan dan mengungkapkan perasaan cintanya pada tanggal 14 Februari
lalu, tidak demikian dengan ajaran Islam. Dalam Islam, cinta adalah salah satu
karunia dan nikmat dari Allah SWT yang ditiupkan ke relung setiap hati manusia.
Dengan cinta tersebut, muncul kasih sayang dan persaudaraan.
Cinta
dalam Islam tidak sebatas ungkapan kata “cinta” belaka karena ia bukan dilandasi
oleh nafsu atau kepentingan dunia semata, tetapi cinta tersebut diikat oleh
ikatan yang sangat kuat sebagai wujud taqwa kepada Allah SWT.
Jika
cinta yang didasari oleh taqwa ini sudah bersemi di hati setiap orang-orang
beriman, maka ia akan menghadirkan pesona yang luar biasa, sebagaimana tercermin dari kisah
Kaum Muhajirin dan Anshor.
Abu Hurairah ra menceritakan, ada seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW dalam keadaan lapar, lalu Rasulullah SAW mengirim utusan
kepada para istri beliau SAW. Istri-istri Rasulullah SAW menjawab, “Kami tidak
memiliki apa pun kecuali air.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Siapakah diantara
kalian yang ingin menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar pun berseru, “Saya,”
ujarnya.
Lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah,
(dan) ia berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah” Sang istri
menjawab, “Kami tidak memiliki apapun kecuali jatah makanan (1 porsi), itu pun untuk
anak-anak.” Orang Anshar itu pun berkata, “Siapkanlah makanan itu dan
tidurkanlah anak-anak.”
Kemudian,
wanita itu pun menyiapkan makanan dan menidurkan anak-anaknya. Lalu dia
memadamkan lampu. Suami istri itu pun mempersilahkan tamu itu untuk makan
malam, namun makan dalam kegelapan. Karena makanannya tinggal 1 porsi (yang
sebenarnya ditujukan untuk anak-anak mereka), namun kedua suami istri ini tetap
meletakkan wadah (piring) dihadapan mereka sehingga memperlihatkan kepada tamu
tersebut seakan-akan mereka juga sedang makan, padahal tidak ada makanan dalam
piring mereka. Karena lampu dipadamkan, sang tamu pun mengira mereka berdua
juga ikut makan.
Setelah
itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap
Rasulullah SAW, Beliau bersabda, “Malam tadi Allah SWT kagum dengan perilaku
kalian berdua. Lalu Allah SWT berfirman, “Dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang
mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka
itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyir : 9).
Cinta, telah membuat Kaum Anshor merelakan
apa yang sebenarnya sangat ia butuhkan. Tidak hanya sekedar ungkapan “Aku Cinta
Padamu,” tapi pengorbanannya untuk kaum Muhajirin begitu nyata, inilah cinta
yang sesungguhnya, “Bukan Cinta Biasa.”
0 Response to "Bukan Cinta Biasa"
Post a Comment