Sejak menginjakan kaki pertama kali di Desa ini tahun 2006 (Desa Tanjung Air, Babelan, Bekasi Utara), mungkin perjalanan yang kelima ini yang paling menegangkan, karena kondisi jalan yang rusak parah (bahkan sudah tinggal tanah liat yang cukup dalam seperti kubangan kebo) apalagi kalau hujan. Dibanding +/- 4 kali perjalanan Munashoroh sebelumnya.
Ini desa yang terujung di Bekasi Utara (mentok laut), tapi perjalanan kesana (+/- 30 KM dari Kota Bekasi) butuh waktu 2 jam perjalanan, karena ada +/- 1 KM jalan yang full tanah yang cukup tinggi. Kata seorang Pengurus yang ikut : Jalannya mobil sampai ngesot, setir kekiri mobil malah nyosor gerak lurus kedepan.
Padahal disepanjang perjalanan ada pengeboran yang dilakukan PERTAMINA. Namun akses jalan ke desa tersebut hanya kerikil dan tanah becek. Apalagi disana banyak anak anak yatim yang punya semangat sekolah, kalau mereka kehabisan beras, terkadang mereka harus berjalan kaki ke sebuah desa lain (selama 1 jam) untuk mencari beras.
Kemarin, Ahad 5 Desember 2010, Munashoroh menyalurkan Aqiqah di Desa tersebut. Sampai disana, lega rasanya menyaksikan 150 anak-anak yatim dan dhuafa buru-buru ngambil wadah agar bisa menikmati daging aqiqah gulai dan semur, diiringi suara jangkrik dan suasana desa yang segar.
Munashoroh juga melakukan test terhadap anak-anak yatim tersebut sebagaimana amanat program Orang Tua Asuh Anak Yatim Desa yang telah bergulir. Ketika ditanya “Cita-citanya mau jadi apa” ternyata dari sekian banyak anak tersebut, mayoritas ingin jadi Guru, namun ada satu orang yang menjawab, “Aku ingin jadi Dokter..”
Disana… memang jauh dari jangkauan kita, juga jauh dari gemerlap duniawi kota. Namun kalau semua orang berfikir “Sedekah untuk yang dekat-dekat dulu” lalu siapa yang akan menyantuni mereka?
SUKSESKAN PROGRAM ORANG TUA ASUH ANAK YATIM DESA.. Yuk Sekolahkan Mereka..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Perjalanan Munashoroh ke Desa Terujung di Bekasi"
Post a Comment